ziddu.com

Affiliate

Free Website Hosting

Senin, 20 Juli 2009

3. Bara Dalam Sekam Basah

” dek jaman berjuang,,,, jur kelingan, anak.. lanang....”
” biyen tak openi... jut saiki.. ono ngendi.....
” saiki wes bedo.....’

Di teras depan rumah sambil ngrinciki* kayu bakar, Mbok sum “rengeng rengeng*” nembang caping gunung* sembari sesekali meneteskan air mata. Dia tidak memperdulikan panas terik yang menyengat.. mbok sum tetap bersemangat merapikan kayu bakar yang didapat dari hutan kemaren yang belum sempat dirapikan dan dijual kepasar hari ini.. sesekali mbok sum mengasah parang janda*nya di ungkal* yang dia siapkan di sebelahnya..

Sutini benar benar sedih menyaksikan simboknya yang berubah sedemikian drastis...
sejak subuh, sehabis menolong laki laki yang sekarang masih tertidur pulas di ruang tengah.... simboknya tidak berkata apa apa...

Setiap kali ditanya, tidak mau jawab tetapi selalu makin sedih dan kembali menangis..
” ada apa sebenarnya dengan simbok ” apa yang terjadi dan siapa laki laki itu ?” sutini mendesah pelah, menarik nafas panjang sambil terus memperhatikan simboknya bekerja, merapikan daun jati dan ”daun awar awar * yang dikumpulkan dari hutan kemaren...

Dipisahkannya daun daun itu, setiap sepuluh lembar di ikat jadi satu ikatan kecil dengan menggunakan gedebog pisang yang sudah disiapkan tersendiri,

Yah seperti itulah kehidupan mbok sum dengan sutini setiap harinya. Mencari kayu bakar dan daun jati, daun awar awar untuk dijual ke langganan mereka.. Kayu bakar adalah untuk warung warung langganan mereka di pasar, sementara daun jati untuk warung nasi dan daun awar awar untuk pedagang tempe...

Bertahun tahun mbok sum hidup dari itu,, dan sutini juga sudah menjadi terbiasa dengan kondisinya. sejak kecil sutini diajarkan pada keadaan yang terpaksa harus dijalaninya..yang mungkin seumur dihupnya juga dia harus melakukan pekerjaan yang sama dengna simboknya..

Tanah sejengkal di samping rumah adalah kebanggaan mbok sum.. ditanami singkong dan cabe sepanjang tahun untuk makan mereka.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sementara itu di tempat lain di ujung desa :

” Le, Kartubi,... mbok sudah to le, batalkan niyatmu mau menikah lagi …”
’ Kalau kamu tetap mau menikahi sutini, apa kamu sudah kamu fikirkan masak masak. ??
” Kalau kamu tetap menikahi sutini, lalu simboknya bagaimana ? apa kamu ajak dia ke sini apa tetap tinggal di rumahnya sana.....? sutini masih muda le,,, bahkan anak pertama mu wae lebih tua dari sutini... apa enggak malu le... anakmu saja sampai sekarang belum bisa menikah tp kamu malah mau kawin lagi sama prawan kencur..”
” apa tidka sebaiknya kamu lebih memikirkan darno anakmu supaya dia bisa cepat mendapatkan jodohnya...”

Mbah jarwo duduk bersila di lincak* teras rumah gedhong loji*., sambil ngisep rokok siong* yang baunya terkenal menusuk hidung..sambil terus ngoceh menasehati mandor kartubi anaknya.

” ora mbah.. simbah jangan ikut campur urusanku.. masalah darno mau kawin apa enggak itu urusanya sendiri... bocah ora nggenah, ora duwe dugo wani karo wong tuwo,, ora biso dikepenak ke..”
” masalah aku arep rabi karo sopo iku urusanku mbah.. kowe ora perlu melu campur.’
mandor kartubi sambil berdiri , dengan wajah kerasnya dia mengoceh mendengar tuturan mbah jarwo.”
” yang penting simbah disini hidup enak, makan kenyang sudah cukup.. jangan ikut campur dengan urusanku”

Mbah jarwo terdiam... dia tidak berani melanjutkan pembicaraan.. pandangannya menerawang jauh,,, diusianya yang sudah sangat tua memang dia dienakkan oleh kekayan mandor kartubi yang sudah terkenal sampai kecamatan sebelah.

mandor kartubi dikenal sebagai orang yang sangat temperamental tapi di suatu saat dia adalah orang yang sangat welas asih dan bertanggung jawab dengan apa yang diucapkannya..
Kalau dia ngomong iya berarti memang iya adanya..
Mandor kartubi adalah orang yang sangat jujur tetapi keras kepala.. tidak ada orang yang berani melanggar kata katanya.

6 kali dia menikah, tetapi dia sekarang diusianya yang sudah beranjak senja, berkepala 5 dia sangat kesepian... 3 istri pertamanya meninggal saat melahirkan anak anaknya, istri ke 4 diceraikan karena selingkuh dengan jogoboyo dan bahkan hamil karenanya,, istri ke 5 minggat dengan teman sesama pedagang di pasar kliwon, sementara istri ke 6 akhirnya di pulangkan ke orang tuanya karena dia tidak bisa mengasuh anak anaknya dari 3 istri pertamanya, dia hanya taunya makan, tidur dan main main ke rumah tetangga dan saudara saudaranya..
Dan karena kebiasaan buruknya, anak mandor kartubi yang ke 2 hampir meninggal karena keracunan.

Mandor kartubi adalah pekerja keras, yang tertempa oleh keadaan masa lalunya.. masa lalu yang keras, berangkat dari seorang blandong* kayu yang nyaris mati karena tertimpa kayu yang diblandongnya sendiri, dia tidak pernah bekerja sama dengan orang lain, tetapi semua dilakukannya sendiri, hanya demi menghidupi bapaknya yang sudah tidak kuat bekerja, dan demi menjaga kehormatan bapaknya agar tidak sampai mengemis di jalan dan minta makan ke orang orang di jalanan.

Di kemudian hari malah dia adalah orang nomor 1 dalam menjaga kayu kayu di alas jati.. dia akan memburu siapa saja yang ketahuan mblandong kayu tanpa ijin.

Di masa muda, mandor katubi terkenal akan kebrangasannya, tapi di sisi lain para gadis serasa keranjingan kalau mendengar atau melihat mandor kartubi.. karena perawakannya yang gagah.. tinggi besar dan tidak pernah berlaku kasar kepada perempuan. Dia selalu santun dan sangat menghargai perempuan. Mandor kartubi berprinsip bahwa dengan lemah lembut dan menghormati perempuan itu adalah salah satu cara dia menghormati ibunya almarhum yang meninggal sewaktu dia masih kecil.

Sambil terus ngoceh masalah keinginannya kawin lagi, mandor kartubi melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, megamat foto foto 3 istri pertamanya yang begitu dicintainya waktu itu.

” apa yang ingin kalian ucapkan dengan keinginanku untuk kawin lagi ? hanya kalian bertiga yang pernah aku percaya lahir batin, tetapi kalian begitu cepat meninggalkan aku.”
” apa kalian tau begitu sepinya hidupku ”
” semua aku punya, semuanya aku dapatkan di dunia ini”
” tapi aku begitu kesepian”
” untung kalian masih mewariskan anak anak kepadaku, meski Darno sudah mulai tidak bisa diatur”
” itu bukan salah kalian, tapi karena aku yang tidak mampu mendidik mereka dengan benar”
” tidak ada sosok ibu dalam kehidupan mereka”
” semua mewarisi kehidupan masa kecilku yang tidak memiliki seorang ibu”
” katakanlah, apa yang kalian ingin aku lakukan ”

Dengan menatap ketiga foto itu, mandor kartubi bertanya dan terus bertanya. Tentu tanpa pernah mendapatkan jawaban dari apa yang dia tanyakan.

Ditengah kesibukannya berbicara dengan ketiga foto istrinya, tiba tiba dia dikejutkan oleh kedatangan darno anak pertamanya..

” pak...” darno memanggil bapaknya dengan kalem.
” ya, ada apa ? ” mandor kartubi menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah anaknya.
” ada yang mau aku bicarakan dengan bapak, apa bapak punya waktu ?”
” ya, bicaralah, apa yang mau kamu bicarakan” tetap mandor kartubi menjawab tanpa menoleh.
” apa bapak sudah bulat niatnya mau kawin lagi ??”
” saya tidak pernah keberatan kalau bapak mau menikah lagi”
” saya pengen bapak punya teman hidup yang menemani bapak di usia bapak sekarang”
” tapi saya punya satu keinginan kecil untuk bapak”

Mandor kartubi menoleh mendengar penuturan anaknya..
” apa itu ? ”
Mandor kartubi mulai tertarik dengan pembicaraan anaknya.
” saya Cuma pengen, kalau bapak pengen menikah lagi, tolong jangan menikah dengan sutini”

Sejurus kemudian dia menatap mata anaknya dengan tajam.
” masalah aku mau kawin dengan siapa kamu ndak usah turut campur le darno anakku...”
” kenapa kamu melarang aku menikah lagi dengan sutini ??”

Kemudian mandor kartubi membalikkan pertanyaan darno dan membuat darno gelagapan...
” pokoknya bapak ndak boleh menikah dengan sutini..”
” kenapa .. ?” mandor kartubi kembali bertanya..
” apa kamu sudah menjadi orang suruhan mbahmu sekarang ini le.. ?? ”

sejurus mandor kartubi bertanya dengan arif kepada darno...dia berusaha manhan gejolak amarahnya, tetapi sejak kelahiran anaknya mandor kartubi sedemikian sayang sama anaknya, meskipun di depan orang sia suka misuhi* anak anaknya itu.

” kenapa le aku ndak boleh menikah dengan sutini ?” kembali mandor kartubi bertanya kepada anaknya dengan arif.

Didekatinya darno, dan kemudian ditariknya darno ke kursi di sebelahnya.

” sini duduk sini le..” dengan arif mandor kartubi berbicara
” apakah kamu tdak ingin melihat bapakmu punya pendamping le ??
” sejak kematian ibu mu, ibune denok, dan ibune kuncung” aku selalu kesepian,, ibu ibumu yang lain ternyata hanya mau harta benda bapak saja... apakah kamu kuatir itu terjadi lagi kalau aku kawin sama sutini le..??

darno mendengarkan tutur kata bapaknya sambil menunduk kan kepala dan sejurus kemudian melihat foto ibunya yang tidak pernah dikenalnya..

” bukan itu pak,, tapi sutini masih terlalu muda untuk bapak, bahkan aku lebih tua dari sutini,”
” bagaimana aku akan memanggilnya nanti ?”

Dengan sedikit berkilah darno menjelaskan kepada bapaknya tentang ketdak setujuannya kalau sampai mandor kartubi kawin dengan sutini..
” aku tidak masalah bapak mau kawin sama siapa, tapi tolong pak dipertimbangkan sekali lagi, tolong jangan kawin dengan sutini pak”
’ masih banyak janda janda yang lebih berumur yang lebih baik, atau setidaknya bapak cari yang umurnya seimbang dengan bapak yang lebih bisa bapak ajak bicara untuk mengisi hari tua bapak.’

Dengan terbata bata darno mencoba mempengaruhi bapaknya.
” tidak... ” mandor kartubi berkatdengan mantab,
” aku sudah memutuskan le. Aku akan menikah dengan sutini, aku tau dia orangnya baik, aku tau didikan mbok sum akan membuat dia menjadi seorang istri yang baik dan setia” dan aku percaya bahwa sutini akan menjadi bagian dari keluarga ini..”

Darno terdiam.. tidak mampu lagi mengeluarkan kata kata. Dia tau sifat bapaknya, kalau sudah berkata maka dia pasti akan melakukakannya sepanjang itu dianggapnya benar.
masih dalam diamnya, darno berdiri dan melangkah pergi tanpa pamit kepada bapaknya....”

mandor kartubi melihat itu dengan sedikit kaget, dia tidak pernah melihat anaknya bersikap seperti itu, darno selalu pamit kemanapun akan pergi maupun meninggalkan pembicaran seperti itu.

” Le.. aku belum selesai bicara, jangan kau pergi sepert itu, tidak sopan meninggalkan orang yang sedang berbicara kepadamu”

Tapi darno tidak memperdulikan bapaknya...
Dia terus melangkah kan kakinya meninggalkan ruang tengah menuju ke depan dan beberapa saat kemudian dia sudah pergi ke luar.

Mbah jarwo menyaksikan darno pergi dengan tergesa gesa,, dan dia hanya melongo tanpa sempat bertanya.

Selengkapnya...

2. Luka yang Terluka


Matahari bahkan belum nampak ketika tiba tiba ada suara gedoran di pintu belakang.... mbok sum kaget bukan kepalang, belum pernah ada orang yang datang melalui pintu belakang gubugnya yang reyot..dengan sigap mbok sum berteriak...

" Siapa .... ??????'

Tidak ada jawaban, tapi suara ketokan makin keras, seolah olah mencoba untuk mendobrak pintu belakang itu...

" ojo banter banter,, nek mbok surung ngono kui ambruk mengko omahku..." mbok sum berkata dengan keras...

" delo tak bukakne lawange.....

Pelan pelan mbok sum mendekati pintu tanpa menaruh rasa curiga sama sekali sambil membawa “lampu sentir” utk penerangan dapurnya... sebagai orang jawa yang selalu melakukan sesuatu dengan hati hati,, mbok sum membukakan pintu dengan pelan sambil tetap bertanya sekali lagi..

" siapa di luar ?? kenapa tidak lewat pintu depan .. kan pintu depan sudah dibuka..."

Pelan pelan pintu dibuka dan ... GUBRAKKK.. sesosok tubuh ambruk menggelimpang di depan pintu mbok sum........

“Astaqfirullahhh. Gustiiiiiiiiiii................”
Mbok sum berteriak,,,,,, menjerit jerit karena ketakutan...
“Ndukkkkkkk. sutiNii.............. tolong ndukkkkkkk........cepeeet......”.

Tubuh itu menggelimpang di depan pintu , dengan nafas terengah engah dia menatap mbok sum... "
“...mmbokkk aku tulungono mbokk..."....... dia memohon dengan penuh harap pada mbok sum..memohon pertolongan.. badannya penuh luka.. darah mengucur di sekeliling pelipis dan mulutnya....

Sutini yang sedang menyapu dan membersihkan bilik tempat tidurnya dengan mbok sum kaget bukan kepalang mendengar simboknya berteriak...

Seketika dia berlari menuju dapur. ,,, dan dia tertegun bahkan lemas melihat pemandangan yang belum pernah dilihat selama hidupnya..
Mbok sum sedang mencoba berdiri mengangkat tubuh seorang lelaki paruh baya yang kurus dan kusam dengan kondisi seperti habis dihajar orang sekampung. Darah berceceran di lantai dan membasahi baju mbok sum.

sutini berlari mendekat ke arah simboknya. sambil membantu simboknya dia bertanya,,, "ada apa mbok.. iki sopo mbok ??" kenapa kok dia da disini, dari mana dia ? sutini terus nyerocos bertanya sambil membantu mengangkat atau lebih tepatnya menyeret orang itu masuk ke ruang depan atau ruang tengah ( tidak ada bedanya antara ruang depan dan tengah bagi gubug reot seperti rumah mbok sum ini )

mbok sum sambil terus menarik tubuh itu dia malah menghardik sutini...
"wes ojo kakehan takon disik nduk, iki ditulungi disik iki...ayo direwangi di gelarke kloso nang ngarep kono."
Begitu sampe di ruang tengah, sutini memasang tikar butut yang sudah robek disana sini,, kemudian dia ambil bantal buat mengganjal kepala orang itu...

"Wes nduk kae banyune panas ono neng pawon,, jupukne disik wenehi banyu adem karo golek serbet go ngelapi tatune iki."

. mbok sum dengan sigap memberi aba aba dan perintah ke sutini,

Dan dengan sigap juga sutini melakukan perintah simboknya...
Pelan pelan mbok sum membersihkan luka luka orang itu sambil sesekali air mataya menetes seolah menahan kesedihan yang luar biasa....sementara org itu menahan rasa perih di sekujur luka di tubuhnya,

Sutini heran bukan kepalang menyaksikan pemandangan itu... dia tau, simboknya orang baik, tapi seumur hidupnya dia tidak pernah melihat simboknya menangis bahkan meneteskan air mata...

" mbok... " sutini bertanya pelan karena dia menyaksikan pemandangan yang tidak biasa dilihatnya..
" mbok...' ini sebenarnya ada apa ? siapa dia mbok ? kenapa dia tiba tiba muncul di rumah kita dengan kondisi seperti ini ???

mbok sum dengan welas asih terus membersihkan luka orang itu , bahkan dia tidak memperhatikan pertanyaan sutini.

Selesai dibersihkan, mbok sum berjalan ke dapur, dia mencari kencur di besek yang ditaruh di atas tungku, kemudian mengambil beras sejumput, dan menggerus keduanya dicampur lagi dengan beberapa rempah rempah lainya.. dengan pelan dia buatkan borehan untuk membalut dan mengobati luka ornng itu...

Dengan telaten mbok sum memborehi dan menutupi luka orang itu.. dan sementara karena menahan rasa perih sambil mengerang si orang itu akhirnya pingsan..

" mbok.. dia pingsan mbok.." gimana ini ''
" wes ora opo opo nduk ni... wes menengo disik " biar dia istirahat...

Akhirnya mbok sum selesai memborehi luka orang itu .. terlihat air matanya masih mengalir. Mata mbok sum mulai sembab dan merah sekali berusaha menahan kesedihan.

'mbok, sebenarnya dia ini siapa mbok ?? apa simbok mengenalnya ?"
kembali sutini bertanya pelan ke mbok sum..

mbok sum masih diam tak menjawab pertanyaan sutini. Malah sejurus kemudian mbok sum memandangi org itu dengan tatapan nanar, dan tajam,,,

Terlihat betapa kesedihan yang mendalam tampak dari sorot wajah mbok sum,, dan pada saat yang sama sejurus tatapan mbok sum terlihat sedemikian marahnya.

" kowe teko nggowo molo lee.."
' kowe wes dipatekne karo kabeh sedulur sedulurmu,,, nanging saiki kowe malah ono kene."
"Aku ora ngarep ngarep tekamu, nanging kowe teko malah koyo mengkene"...
"Opo isih kurang olehmu gawe sedihing atiku '
"Opoisih kurang olehmu gawe sedihing jenate bapakmu"
"Opo isih kurang olehmu gawe sedihing keluargamu ??
"Aku ora ngerti le, kowe teko kene iki gowo warto opo.. nanging aku wes kroso, yen kowe bakal gowo masalah ono omah iki maneh.."
'Aku wes cukup tentrem uripku karo anakku sutini,,, nanging saiki ora bakal podo maneh.'

Terus sambil berguman mbok sum menangis. Sesenggukan ..Kemudian dia melangkah keluar pintu dan kemudian duduk persis di bawah kentongan bambu yang digantung di emper rumahnya..

Sambil menangis dia menerawang jauh ... dan tampak pandangannya yang kosong...

" mbok.' Sutini duduk menjajari simboknya.
" mbok...' sambil menepuk pundak simboknya sutini mengulang pertanyaannya berkali kali.. tapi tidak ada sahutan dari simboknya yang sedang sibuk menangis.
dengan sabar sutini menunggu simboknya, dipeluknya simboknya dan dibiarkannnya simbok sum menangis sepuasnya...
' O alah Gustiii.. nyuwun ngapurooo"
" nyuwun ngapuro saking sedoyo kalepatan gustiiiiiiiiiiiii"" sambil menangis mbok sum terus merintih minta ampun pada Yang kuasa.

dengan sabar sutini memeluk simboknya dan menepuk nepuk pungung simboknya...'
Dia benar benar bingung dengan apa yang baru saja terjadi..
Sutini belum bernah melihat simboknya seperti ini...
Sosok mbok sum adalah sosok panutan bagi sutini, karena welas asihnya, karena kegigihannya dan karena kesabaran dan ketegarannya dalam menjalani hidup selama ini..

Sutini tidak tau harus berbuat apa menghadapi simboknya yang sedemikian kalut..
Sejuta pertanyaan berkecamuk di benak sutini...
' ada apa dengan simboknya.'
' Siapa laki laki yang baru saja ditolongnya ?
' Siapa dia dan darimana dia'
' Kenapa dengan datangnya laki laki itu, jadi berakibat yang sedemikian hebatnya dengan simboknya..'

sejuta pertanyaan berkecamuk di benak sutini

Selengkapnya...

Minggu, 19 Juli 2009

1. Halilintar Menyambar di Terik Matahari


Parasnya Ayu meskipun dia seorang anak “ndeso” yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Kulitnya bersih untuk ukurang seorang “ndeso” yang hidup di daerah pinggiran hutan yang selalu kesulitan mencari air di musim kemarau. Sutini namanya, seorang gadis muda yang selalu tersenyum dan ceria di tengah segala kesusahan dan kesulitan hidupnya. Seorang gadis muda yang selalu bersemangat menapaki kehidupan dan kemiskinan yang dialami sejak kecil. ..........................

Sore menjelang senja ketika si gadis muda duduk terdiam, terpekur dalam alam fikirannya yang berkecamuk, dalam kegundahan hati yang tidak pernah dirasakan selama hidupnya...

“Nduk sutini, coba kamu fikirkan dengan sepenuh hatimu nduk, pahami kehidupanmu dan keinginanmu serta kemauanmu”


“ fikirkan dengan matang, apakah kamu mau menerima apakah kamu akan menolaknya nduk.”
“ kalau kamu mau, fikirkanlah Siapa tahu itu semua akan bisa merubah nasib mu, nduk”
“janganlah kamu nantinya menjadi kayak simbokmu ini nduk”
“Simbok sudah tua, sudah cukup merasakan pahit getir kehidupan ini, sudah capek dengan semua ini nduk”
“simbok tidak tahu sampe kapan bisa terus “ngemong” kamu nduk”
“kalau tiba tiba sang maut menjemput simbok besok pagi, fikirkanlah bagaimana nasib kehidupanmu nduk”
“kamu tidak mungkin hidup sendiri, kamu harus hidup dengan seseorang yang akan merawatmu nanti”
“kamu masih muda nduk”
“Dan yang utama adalah kamu ini Ayu, dan simbok berharap kamu bukan hanya ayu lahirnya tetapi batin kamu harus lebih ayu berlipat lipat dari parasmu nduk sutini….”

mbok sum dia biasa dipanggil, umurnya sudah hampir 70 th. Sudah terlalu tua untuk orang seukuran dia yang masih mempunyai anak gadis seumuran sutini yang baru memasuki umur 16 tahun.

Memang, sutini bukanlah anak kandung mbok sum, tetapi dia sebenarnya adalah cucu mbok sum. Emaknya sutini meninggal sewaktu melahirkan dia, sementara bapaknya kabur entah kemana dengan " rondo kempling" dari kampung sebelah bahkan sebelum sutini lahir.

Sutini terdiam. Dia mendengarkan dengan seksama apa yang di katakan oleh mbok sum.. Dalam diamnya, sutini berpikir keras dan menangis.. menangis karena keadaan. Karena kondisi yang sangat tidak diinginkannya, Sutini hanya bisa pasrah, dan berdoa semoga diberikan kekuatan oleh sang hyang Widhi. Tapi memang sutini sangat tabah.. tidak ada gurat kesedihan tampak dari raut mukanya..

Semua bermula karena peristiwa tadi siang, ketika tiba tiba mandor kartubi yang biasa lewat jalan setapak di belakang rumah mbok sum melihat sutini yang sedang bekerja mengikat ranting ranting kayu yang baru saja di ambil dari hutan di belakang rumahnya. Dan kemudian mampir dan langsung menemui mbok sum sekaligus melamar sutini untuk menjadi istrinya. Dan di terik matahari yang menyengat di musim kemarau itu, sutini merasakan seolah Halilintar tiba tiba menyambar membuat getir hati siapa saja yang melihatnya dan dengan suara yang menggelegar memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya. Tidak ada orang yang tidak mengenal mandor kartubi. Dan Tidak ada orang yang berani melawan apa yang dikatakan oleh mandor kartubi.

Sambil duduk terpekur mendengarkan kata kata simboknya, sutini tiba tiba tersenyum sambil menjawab
" mbok.. sudahlah mbok.. aku ini bukannya menolak lamaran atau menolak dinikahkan mbok.. tapi aku masih pengen merawat simbok. Aku masih pengen berjalan jalan dengan simbok, masak bersama, ke hutan mencari kayu, mencari daun jati untuk dijual ke pasar. Meski semuanya tidak cukup untuk makan yang penting aku masih bisa merawat simbok.. aku masih ingin dekat sama simbok, dan kalau aku menikah trus siapa yang akan merawat simbok.. aku pasti akan dibawa ke rumah suamiku to mbok.. lha kalau seperti itu trus simbok bagaimana ?”
“ juga bukannya aku tidak ingin kehidupanku berubah mbok.”
“Sudah lah mbok, yang sabar ya mbok.. orang sabar itu kekasih Gusti Allah mbok.. aku ngerti kok dengan semua keadaan ini mbok, dan aku ngerti siapa yang kita hadapi mbok, beri waktu aku untuk berpikir ya mbok. “
“siapa tahu keinginan mandor kartubi berubah tiba tiba”
“ serahkan semuanya pada Gusti Allah mbok, “

Sutini terus berusaha memberikan pengertian pada simboknya yang terlihat begitu gusar

“ lagi pula mbok, kalau aku trus diboyong sama mandor kartubi, trus hidup enak disana, sementara simbok tidak ada yang merawat. Simbok kesepian sendiri disini. Simbok kan tahu siapa mandor kartubi, jadi kalau aku di ambil istri olehnya, gak mungjin simbok juga ikut diboyong ke sana. Aku ndak pengen jadi anak durhaka mbok..”

Sutini terus menerus merayu mbok sum, dan berusaha membuat mbok sum menjadi tenang. Sutini sadar pada posisinya. Dan dengan senyum lembutnya sutini berusaha menenangkan mbok sum.

“tidak nduk.. aku gak apa ap, aku masih kuat, dan yang penting adalah kamu harus merubah nasibmu sendiri.. dalam segala kekurangan kita, kita selalu ikhlas to nduk menerima cobaan ini .. selain itu nduk.. aku yakin kalau mandor kartubi itu orang baik, aku yakin kok nduk... dia janji sama aku, kalau kamu mau jadi istrinya. Dia juga akan merawat aku... dia janji kamu boleh sesukamu “ngendangi” simbok..”

“sudah ya nduk... fikirkan dengan tenang, dan penuh perhitungan, untung ruginya kalau kamu menerima apa menolak lamarannya. Fikirkan dengan matang.. mandor kartubi menunggu jawaban simbok seminggu lagi..”

Sutini kembali tersenyum meski getir dirawakan di dalam hatinya. Sutini yakin bukan itu alasan simboknya.. tapi lebih kepada rasa takut pada anak buah mandor kartubi..

Sutini bingung,, gelisah, gak bisa ngomong apa apa lagi... dia masih mencoba mencari cari alasan lainnya,, tapi buntu...

Tidak ada lagi alasan, dia takut dan kawatir sama simboknya yang sudah tua..

Sejenak sutini menghela nafas panjang.. lalu sejurus kemudian dia keluar rumah, duduk di teras sambil menerawang jauh.... jauuuuuh.. sekali

Sutini gelisah.. takut.. bingung, bimbang... " apa yang harus aku lakukan ?? apakah aku masih punya pilihan lain ??
Selengkapnya...

Kamis, 25 Juni 2009

Salam


Pernahkan kita merasa bosan dengan rutinitas dan aktivitas kita yang semakin hari semakin padat, tetapi di satu sisi penhgasilan kita tidak pernah bisa meningkat sama sekali.

Belum lagi ditambah dengan pengeluaran yang semakin hari semakin besar, juga harga yang semakin mahal di segala hal.


Jenuh, Bosan, Capek dan yang pasti adalah rasa “Putus Asa”.


Apakah mampu bertahan ataukah menyerah ?


Pelariannya ???


Anda mengenal internet bukan ? ya. Pelarian yang paling mungkin adalah Internet, anda mulai main main dengan internet, mulai dari buka email, chating, mengikuti milist, browsing, main game sampai akhrinya belajar ngeblog dengan tujuan “mungkin” akan mendapat pencerahan dan bahkan mendapatkan penghasilan dari sana. Dan semua itu makin hari makin membuat anda kecanduan dan tidak terkontrol


Dari semua aktivitas anda bermain main dengan internet. Pernahkan anda mendapatkan hasil ? dalam arti materi ?


Saya yakin yang ada adalah,

  1. hanya menambah teman ( tanpa tahu siapa mereka, just klik, add , dan selanjutnya dianggurin )
  2. pengeluaran anda akan bertambah, karena setelah bermain main di kantor tentunya anda ingin beraktivitas pula di rumah, dan ini artinya anda akan memasang jalur internet tersendiri di rumah ( bisa langganan, telkom, flash, sampai provider yang sedemikian banyak di luar sana .)
  3. keluarga terabaikan, karena makin lama di depan computer anda bukan merasa makin bosan, tetapi akan makin jauh masuk ke dalamnya dan akhirnya lupa waktu dan menempatkan internet sebagai prioritas utama dalam hidup anda.


Nah, dari segala hal itu pernah kah anda terfikir untuk memanfaatkan internet sebagai ladang baru bagi anda untuk mendapatkan penghasilan di luar kerja utama anda,

Selengkapnya...